Minggu, 20 Desember 2009

CSM Targetkan Laba Bersih US$ 2,2 Juta




PT Citra Sari Makmur (CSM), perusahaan penyedia jasa jaringan komunikasi dan data digital berbasis satelit, kabel dan `wireless`, menargetkan nilai pendapatan tahun 2004 sebesar 39,3 juta dolar AS dan laba bersih 2,2 juta dolar AS.

Presiden Direktur PT CSM, Subagio Wiryo Atmodjo, Selasa, mengutarakan dalam jangka waktu lima tahun atau pada tahun 2009 nilai pendapatan akan meningkat 100 persen menjadi sekitar 79 juta dolar AS seiring dengan kenaikan pelanggan khususnya industri perbankan yang terus meningkatkan pemanfaatan jasa transfer dana elektronik melalui penggunaan kartu debet dan kartu kredit.

Setelah melakukan investasi sebesar 16 juta dolar AS tahun 2003, tahun ini perusahaan juga merencanakan investasi sebesar 7 juta dolar AS untuk dapat memenuhi kenaikan permintaan jasa dari para pelanggan, ujarnya.

Sejak awal pembentukan dan pengoperasiannya, nilai investasi yang telah dilakukan PT SCM telah mencapai 126,1 juta dolar AS dengan nilai aset sekarang ini setelah depresiasi dan amortisasi sebesar 73 juta dolar AS, dan jumlah modal sendiri (ekuitas) sebesar 27,3 juta dolar AS.

Subagio mengungkapkan secara konservatif seperti tahun 2004 perusahaan menargetkan nilai pendapatan tahun 2005 akan meningkat menjadi 47,6 juta dolar AS dan laba bersih 4,5 juta dolar AS.

Belum Tahu

Pada kesempatan yang sama hari Selasa, Subagio menandaskan belum tahun menahu tentang adanya rencana PT Telkom untuk melepas 25 persen sahamnya di dalam PT SCM.

"Namun apabila hal itu betul, maka pemegang saham yang lain mempunyai prioritas utama untuk mengambil-alih saham PT Telkom," katanya.

Setelah pemegang saham mayoritas, Bell Atlantic dari AS, melepas seluruh pemilikan sahamnya di CSM maka susunan pemegang saham perusahaan itu adalah PT Telkom 25 persen, PT Tigatrata Media 38,71 persen, dan PT Media Trio sebesar 36,79 persen.

Subagio mengakui, PT Telkom sebelumnya mempunyai opsi untuk meningkatkan pemilikan sahamnya di PT CSM terutama karena BUMN di bidang telkom itu tidak memiliki divisi satelit seperti jasa yang ditawarkan CSM. Namun belakangan sesuai kesepakatan antara ke dua belah pihak, PT Telkom tidak akan melakukan opsinya sementara CSM akan terus meningkatkan hubungan bisnis untuk memberikan pemasukan yang lebih besar bagi Telkom sebagai pelanggan yang termasuk 5 besar.

Dalam upaya `refinancing`, PT CSM akan menerbitkan Obligasi I PT CSM senilai total Rp350 miliar, yang terdiri dari obligasi konvensional Rp250 miliar dan obligasi Syariah maksimum Rp100 miliar.

Subagio menjelaskan, dana obligasi sebesar Rp250 miliar akan dimanfaatkan untuk melunasi utang kepada Bank Danamon, Bank Niaga, Bank BNI, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri, sementara sisanya sekitar Rp100 miliar untuk meningkatkan modal kerja.

Penerbitan obligasi ini tidak semata dilakukan untuk mengurangi biaya bunga, tapi untuk lebih menjamin ketersediaan dana pinjaman dengan jangka waktu yang lebih lama yakni 5 tahun sesuai dengan jangka waktu jatuh tempo obligasi.

Bank tertentu seperti Bank Bukopin sekarang menawarkan pinjaman dengan tingkat bunga hanya sebesar 13 persen per tahun, dibandingkan dengan kisaran kupon bunga tetap untuk obligasi konvensional sebesar 13,5 sampai 14,5 persen per tahun, demikian Subagio Wiryo Atmodjo. (AN/GM)


http://www.ifsa.or.id/news_detail.php?id=944
19 May 2004 09:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

  • p (1)
Powered By Blogger

Cari Blog Ini