Jumat, 25 Desember 2009

ekonomi teknik

Pengertian cashflow dan penyusunannya

Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu

Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal

Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.

Ketiga,capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang..

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)

b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).

c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

KETERBATASAN
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

MANFAAT
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:
1) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN

Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.

Konsep nilai waktu dari nuang (time value of money) & ekivalensi perumusan bunga

Konsep Dasar :

Bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti.

Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.

Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.

Ø Pemahaman konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.

Ø Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor).

Ø Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu ( Compound factor)

Dalam literatur investasi konsep ini merupakan konsep paling dasar. Banyak buku, jurnal, sampai media massa yang membahasnya, tapi isinya tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Bahasan di sini dimaksudkan sebagai bentuk pencerahan dan pengingat (reminding) betapa pentingnya membentuk perilaku investasi.

Secara sederhana, konsep ini bicara bahwa nilai uang satu juta yang Anda punya sekarang tidak sama dengan satu juta pada sepuluh tahun yang lalu atau sepuluh tahun kemudian. Jika sepuluh tahun lalu dengan satu juta, Anda bisa membeli satu motor Honda produk PT Astra International Tbk (ASII). Maka sekarang dengan jumlah uang yang sama hanya bisa membeli dua rodanya saja. Sepuluh tahun kemudian, uang satu juta tadi mungkin hanya bisa untuk membeli helm motor saja.

Begitulah sifat uang. Itulah yang disebut dengan konsep: nilai waktu dari uang, yang istilah kerennya disebut dengan time value of money. Sebuah konsep yang sangat sederhana sekali namun dalam implementasi dan pengembangannya mampu melahirkan banyak produk investasi dan sekaligus strategi investasi.

Konsep ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda punya uang sebaiknya -bahkan seharusnya- diinvestasikan sehingga nilai uang itu tidak menyusut dimakan waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah bantal, brankas, atau lemari besi maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya semakin lama semakin turun.

Apapun jenis atau pilihan investasinya, yang penting harus ada upaya mengarah ke sana. Pemilik uang tinggal menentukan pilihan investasi sesuai dengan karakternya masing-masing. Bagi pemilik modal atau pemodal yang maunya aman-aman saja, tidak suka risiko (risk averter), maka bisa memilih jenis investasi deposito atau instrumen investasi lainnya yang risikonya kecil seperti emas atau tanah.

Bagi pemodal yang menyukai tantangan atau risiko (risk taker) maka dia bisa memilih jenis instrumen yang menjanjikan pertumbuhan tinggi, dengan risiko yang juga tinggi, seperti saham.

Dengan konsep time value of money, pemodal bisa memprediksi berapa nilai uangnya pada masa mendatang, berapa pertumbuhan setiap tahunnya. Apakah pertumbuhan uangnya itu seimbang dengan laju inflasi setiap tahun atau tidak? Jika pertumbuhan imbal hasil investasi masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi maka berarti pertumbuhan uang pemodal masih ketinggalan dibanding peningkatan harga barang. Jika uang Anda hanya tumbuh tujuh persen setahun, sementara pertumbuhan harga barang (inflasi) mencapai sembilan persen setahun maka sebenarnya uang Anda masih mengalami penyusutan dibandingkan nilai barang.

Kembali ke ilustrasi Honda di atas. Misalkan, saat ini harga sebuah motor Honda Rp10 juta. Satu tahun ke depan, harga motor Honda naik sembilan persen menjadi Rp10.900.000. Sementara, uang Anda Rp10 juta yang diinvestasikan di deposito hanya menghasilkan tujuh persen menjadi Rp10.700.000. Artinya, jika diinvestasikan di deposito dengan bunga tujuh persen, maka tahun depan uang Anda tidak cukup untuk membeli satu motor Honda. Karena itu agar uang Anda tetap bisa untuk membeli motor Honda harus diinvestasikan pada instrumen investasi yang hasilnya lebih dari sembilan persen setahun. Anda mungkin memerlukan riset, strategi investasi dan juga keberanian untuk mengelola risiko.

Sebaliknya, jika pemodal berhasil mengelola investasi dengan imbal hasil 20 persen per tahun misalnya, maka nilai uang yang dimiliki semakin tinggi. Dengan imbal hasil sebesar itu, pemodal tidak hanya masih bisa membeli satu motor Honda, tetapi masih ada kelebihan uang untuk membeli aksesoris lainnya.

Nah, jika investor mampu menghasilkan imbal hasil cukup tinggi dengan stabil setiap tahun, maka dia bisa memprediksi berapa nilai kekayaan yang dikumpulkan pada masa mendatang. Andai diasumsikan imbal hasil stabil di kisaran 20 persen per tahun, maka dengan konsep time value of money, investor bisa menghitung pertumbuhan uangnya.

Jika yang diinvestasikan Rp100 juta, maka pada akhir tahun pertama akan menjadi Rp120 juta, pada akhir tahun ke dua naik lagi menjadi Rp144 juta, pada akhir tahun ke tiga tumbuh lagi menjadi Rp172,8 juta. Begitu seterusnya mengikuti formula time value of money

Pengertian Rate of Return, perhitungan & penerapannya

Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.

RUMUS!

Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An

Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.

Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV

Internal Rate of Return (IRR)

Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.

Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:

RUMUS

Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.

Internal Rate of Return (IRR)

Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai.

Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR <>

Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa: Adapun langkah-langkah menghitung IRR untuk pola cash flow yang sama adalah sebagai beiikut:

a. Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi.

b. Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama

atau mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh.

c. Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi.

Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam, dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut:

a) Hitung rata-rata cash inflow per tahun

b) Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui "estimasi" payback period dari proyek yang sedang dievaluasi.

c) Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti langkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam (anuitas). Hasil yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'.

d) Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka perkecillah discount tersebut.

e) Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari

proyek tersebut.

f) Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut.

g) Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru, sampai akhirnya diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV yang positif dan negatif.

Dengan jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya.

Setelah IRR diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost of capital. Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi dapat diterima karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari pada cost of capital maka rencana investasi ditolak karena merugikan

sumber : engineerin economy, E paul DeGarmo, 1973


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

  • p (1)
Powered By Blogger

Cari Blog Ini